TerobosNews. Organisme pengganggu tanaman (OPT) menjadi salah satu masalah utama dalam budi daya padi dan menjadi kendala peningkatan produksi nasional beras di Indonesia. OPT utama yang mengganggu pertanaman padi di Indonesia antara lain penggerek batang padi, wereng batang coklat, tikus, tungro, blas, dan HDB. Pada MK 2014-MH 2014/2015, luas serangan OPT mencapai 217.014 ha (3,23% dari luas tanam) dan 1.270 ha di antaranya mengalami puso. Kondisi klimatologi yang semakin sulit diprediksi menjadi momok utama bagi petani, karena akan berimbas pada terjadinya peningkatan serangan hama dan penyakit bahkan mendorong terjadinya outbreak hama/penyakit.
Ibu Setia Sari Girsang Phd menyampaikan bahwa penggunaan pestisida menjadi pilihan utama petani untuk menekan serangan OPT, padahal menurut Laba dan Trisawa (2008), penggunaan pestisida dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hama utama dan organisme bukan sasaran. Dampak tersebut berupa munculnya resistensi dan resurjensi serangga hama serta terancamnya populasi musuh alami dan organisme bukan sasaran. Alternatif pengendalian OPT yang cukup efektif dan murah yaitu menggunakan varietas tahan, dan terbukti merupakan teknologi yang dominan peranannya dalam meningkatkan produksi padi (Las 2004). Fagi et al. (2001) bahkan memperkirakan bahwa kontribusi dari adanya interaksi irigasi, varietas unggul (VUB), dan pemupukan terhadap laju kenaikan produksi padi mencapai 75%.
Pada kesempatan tersebut Babinsa Koramil 08/Bangun Serma Jumirin Kodim 0207/Simalungun ikut serta melaksanakan Uji Varietes bibit padi invari 33, invari 36 dan invari 43 yang dilaksanakan di Huta Jamji Matogu Nagori Laras 2 Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, Kamis (28/03/2019).
Truut hadir dalam kegiatan tersebut, Penanggung jawab Peneliti BPTP Sumut Ibu Setia Sari Girsang Phd. Dinas TPH Kabupaten Simalungun Ibu Juliani Saragih SP. KCD Bpk Edi Sahputra. Poktan Sejahtera 3 Bpk Poltak Tindaon. (red.Penrem022/PT)